Masyaallah,Semasa Mengimami Sh0lat Jumaat,Imam Ditik4m Orang Yang Tak Dikenali.


Wafat Ketika Dihantar Ke Hospital.

Muhammad Arif (61), warga Kelurahan Tanjung Rancing, Kecamatan Kota Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, akhirnya meninggal dunia

Imam masjid yang menjadi korban penganiayaan oleh jemaahnya sendiri itu meninggal setelah dirawat selama 3 hari di salah satu rumah sakit di Palembang. Arif mengalami luka akibat benda tajam di wajah dan punggungnya.

Baca juga: Sedang Memimpin Shalat, Seorang Imam Masjid Dibacok dari Belakang Arif dibacok saat sedang memimpin shalat magrib berjemaah di Masjid Nurul Iman, tak jauh dari rumahnya. Rumah Arif tampak ramai oleh warga yang ingin melayat.

Akhir Kata

Semogo Beliau Ditempatkan Bersama-sama Orang Yang Beriman..Insyaallah.

Sumber Dan Rujukan

Reallokker

5 Kata-Kata Bijak Buya Hamka yang Menginspirasi, Tamparan untuk Kehidupan

“Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba karena di dalam mencoba, itulah kita menemukan kesempatan untuk berhasil”

Berhasil atau tidak hal yang paling penting adalah mencobanya terlebih dahulu, kalau tak pernah mencoba tak akan pernah tahu hasilnya. Kurang lebih begitu apa yang hendak disampaikan Buya Hamka.

Kebanyakan dari kita justru hanya fokus dengan kata berhasil itu sendiri sehingga yang terjadi kemudian adalah terlalu banyak pertimbangan, ini tidak lepas dari perasaan takut yang kerap hinggap dan membuat kita enggan mencoba.

“Jangan takut gagal karena orang yang tidak pernah gagal hanyalah orang yang tidak pernah melangkah”

Sehubungan dengan kutipan sebelumnya masih tentang soal mencoba atau melangkah. Jangan pernah takut gagal, katanya gagal adalah milik orang-orang yang tidak pernah melangkah. Lebih tepatnya mending gagal setelah melangkah daripada gagal karena tidak pernah mencoba.

Bagi kaum muda, semangat seperti ini harus terus dipelihara dalam diri, diterapkan secara konsisten ke dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih hidup yang berhasil dalam segala bidang.

“Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja”

Artinya manusia memiliki akal yang bisa digunakan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang menjadi haknya dan mana yang bukan. Manusia dengan akalnya dituntun untuk memiliki hidup bermanfaat bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga orang lain dan lingkungannya.

Bukan hanya hidup, saat bekerja manusia juga seharusnya bukan saja melibatkan pikirannya tapi juga perasaannya. Mengerti mana yang masuk ke dalam ranahnya dan mana yang bukan, mana yang hak miliknya dan mana yang bukan. Supaya saat bekerja tak menyakiti juga merugikan orang lain.

“Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang. Bukan terletak pada wajah dan pakaiannya

Bagaimana cara seseorang bersikap kerap mencerminkan bagaimana kualitas dirinya. Seorang yang memahami adab dan memiliki ilmu tak akan berbuat sesuatu yang akan merugikan orang lain atau tidak patut.

Kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari apa yang dia pakai, karena apa yang dia pakai belum tentu mencerminkan dirinya, belum tentu sebaik sikapnya. Itu artinya keutamaan seseorang menurut Buya Hamka dipandang dari adab dan ilmunya.

“Semakin banyak ilmu semakin lapang hidup, semakin kurang ilmu semakin sempit hidup”

Maka dari itu mencari ilmu tidak ada batasannya karena semakin banyak ilmu maka hidup akan semakin lapang. Ilmu juga akan membuat pikiran jadi lebih terbuka terhadap banyak kemungkinan, terbuka terhadap banyak perbedaan.

Begitu pun sebaliknya semakin kurang ilmu maka semakin sempit pula hidupnya. Bagai katak dalam tempurung barang kali itu adalah istilah yang pas bila kita kekurangan ilmu. Sempit tapi sombong.